The Lagarfljótsormur

The Lagarfljótsormur. Harus melihat dan mengeja kata ini lebih dari sekali untuk bisa melapalkan meski masih secara letterlijk dengan abjad versi Indonesia belum sesuai dengan pelapalan negara asal kata. Apalagi ketika harus membunyikan “fljot” apakah jadi ployt, foyt, floyt, atau jeletot ( terpengaruh dengan ide – ide cemilan yang juga muncul disaat bersamaan ).

Anyway, Kata diawal alinea pertama jika ditranslate ke bahasa Inggris menjadi Lagarfljot worm atau terjemahan lebih mudah Iceland Worm Monster atau Monster Cacing Islandia. Lagarfljot sendiri adalah nama sebuah danau di Islandia yang menjadi pusat kehebohan karena sejak tahun 1345 hingga saat ini banyak sekali laporan pandangan mata dari saksi – saksi yang melihat makhluk misterius berenang disana.

Menurut saksi panjang cacing ini atau juga sering disebut sebagai ular karena kemiripan bentuk tubuh sekitar 300 kaki atau dalam skala yang lebih bersahabat dengan pengajaran Indonesia, 91 meter. Bukan hanya itu makhluk misterius ini juga menurut beberapa saksi sering keluar dari air, berjemur didarat dan masuk ke hutan yang mengelilingi danau.

Makhluk misterius ini sendiri mempunyai legenda dalam folklore Islandia. Awalnya ia merupakan binatang yang disebut lingworm ( ada juga yang menyebutkan sejenis kadal) biasa namun cincin emas yang disimpan bersamanya milik seorang gadis, pada awalnya menurut ibu si gadis bahwa cincin ini akan mendatangkan keberuntungan jika disimpan bersamanya, membuat tubuhnya semakin tumbuh dan jadilah ia monster yang meneror dan menghancurkan kampung si gadis ( tega banget si ibu ngasih saran yang ga bener!!). Dua orang diperintahkan untuk membunuh makhluk ini tetapi hanya berhasil menenggelamkan ke dasar danau karena menurut mereka masih ada makhluk lain yang lebih besar didasar danau.

Back in the modern days, Hjortur E. Kjerulf pada bulan Februari di tahun 2012 membuat heboh karena memamerkan hasil rekaman video miliknya yang ia percayai merupakan Monster Cacing legendaris ini. Kjerulf merekam pergerakan makhluk di air danau yang tertutup es ini dari jendela dapurnya karena kebetulan rumahnya memang disamping danau Lagarfljot. Video ini sangat terkenal sehingga kisah cacing monster ini hampir menyaingi legenda Loch Ness dari Skotlandia bahkan telah ditonton sebanyak 8 juta kali.

Menariknya, entah dengan tujuan apa, Pemerintah daerah timur Islandia mensahkan video ini dan menyatakan video ini ASLI. Sebelum menyatakan video ini memang penampakan si cacing misterius, Pemerintah Daerah tersebut membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki video yang berdurasi 31 detik ini. Dengan pernyataan keabsahan ini, Kjerulf memperoleh hadiah dari pemerintah sebesar 4.300 Dolar. Meskipun seperti biasa, masih banyak orang yang sanksi atas keberadaan Lagarfljotsormur. Disisi lain, mungkin juga akan berpengaruh kepada tingkat pariwisata daerah setempat.

Well meskipun kontroversial, langkah Pemerintah Daerah ini perlu diapresiasi karena seringkali pemerintah menyatakan “tidak ada” terhadap sebuah fenomena tetapi mereka terus memantau perkembangan dari sebuah fenomena bahkan mengadakan penelitian rahasia. Pun jika dihubungkan dengan legenda asal muasal Lagarfljotsormur, justru ada kaitannya karena Kjerulf akhirnya menjadi pihak yang beruntung dapat emas ( baca : uang ) sesuai nasihat ibu si gadis dalam legenda.

sumber :
wikipedia.org
merdeka.com
youtube.com

AFC Cup : Persipura, Keep Fighting

Hanya butuh dua gol saja nanti di Jayapura pada tanggal 30 September 2014. Dua gol saja dan Persipura akan mengukir sejarah sebagai klub Indonesia pertama yang masuk final AFC Cup. Bahkan klub Indonesia pertama yang berlaga di final kompetisi resmi Federasi Sepakbola Asia ( AFC ).

Lawan Persipura, Qadsia SC, sudah menebar kegugupan mereka untuk berlaga di Jayapura. Target untuk mencetak banyak gol di kandang tercapai dengan lesakan 4 gol ke gawang Yoo Jae Hoon. Hanya saja paniknya bek mereka plus gol curva indah Titus Bonai, tidak menjamin satu tempat di final begitu wasit meniup peluit panjang pada 16 September kemarin di Al-Kuwait Sports Stadium.

Seakan semua orang berharap, 7 gol ke gawang Kuwait SC di Jayapura akan terulang. Karena waktu itupun ketika di Kuwait, Persipura kalah. Tetapi tidak ada yang bisa memastikan. Walau hilang fokus dan kehabisan tenaga saat babak kedua Leg pertama melawan Kuwait SC diperlihatkan kembali oleh Persipura ketika tak mampu membendung permainan cepat Qadsia dibabak kedua. Intinya skenario sama. Tetapi apakah leg kedua akan berjalan mulus? Masih tanda tanya.

Persipura boleh bergantung kepada kondisi fisik lawan yang terkuras menempuh penerbangan jauh dari Kuwait ke Jayapura. Bisa juga bergantung kepada cuaca panas khas Papua. Namun sepertinya lawan pun akan belajar dari pengalaman Kuwait SC, klub yang 3 kali menjadi juara AFC Cup, yang harus menanggung malu dengan selisih gol 9-4. Pelatih Kuwait SC sehabis pertandingan mengeluhkan pemainnya yang sudah terlebih dahulu kelelahan sebelum bertanding.

Bukan hanya faktor cuaca dan durasi penerbangan lama yang dijadikan pegangan Persipura, tetapi juga bagaimana mereka harus bisa membendung dan memutus serangan lawan ketika mulai menaikkan tempo permainan. Persipura keteteran di leg pertama ketika Qadsia SC memainkan sepakbola menyerang, mengalirkan bola dengan cepat ke depan tanpa memainkan ke tengah. Nyaris peran gelandang bertahan Persipura pada babak kedua Leg pertama tidak terlihat karena semua menunggu, berkumpul jauh diarea pertahanan hanya menghalau bola yang datang.

Sejak masa depan adalah misteri, maka Jakcsen F. Tiago pun perlu memikirkan opsi formasi dan strategi cadangan, ketika arus permainan berubah arah. Termasuk bagaimana menjaga dengan baik si “papan pantul” Danijel Subotic. Rasanya hanya mengandalkan formasi 4-3-3 agak riskan. Kecuali jika pada babak pertama 30 September nanti Persipura sudah unggul 3 atau 4 gol.

Kisah ini masih tanda tanya akhirnya tetapi pastinya happy endinglah yang diharapkan. Hanya butuh dua gol saja untuk Persipura untuk melenggang ke final tetapi tanpa kebobolan.

Asian Games : Indonesia Siap?

Countdown untuk timnas U-23. Tim yang dibesut oleh Aji Santoso akan memainkan laga pertama pada pentas Asian Games 2014 Korea Selatan. Andrittany dan kawan pada pertandingan perdana akan menghadapi mantan saudara kandung, Timor Leste. Negara yang memutuskan untuk berpisah dari Indonesia setelah melalui referendum pada tahun 1999 menjalani turnamen empat tahunan negara – negara Asia untuk kali pertama.

Timnas U-23 beranggotakan para pemain muda yang diambil dari mayoritas peserta Indonesia Super League. Persebaya menjadi klub yang terbanyak mengirimkan pemain. Total lima orang pemain asal Persebaya dimulai dari Alfin Tuasalamony, Manahati Lestusen, Dedi Kusnandar, Novri Setiawan dan Fandi Utomo. Rataan umur para pemain adalah 7 orang pemain berusia 22 tahun, 6 orang pemain berusia dibawah 22 tahun. Mereka akan “dibimbing” oleh tiga pemain senior yaitu Ahmad Jufriyanto, Victor Igbonefo dan Ferdinan Sinaga.

Sejak bulan Maret 2014 total 10 kali ujicoba sudah dijalani timnas U-23 sebagai persiapan menuju Asian Games. Hasil ujicoba Indonesia meraih 3 kali kemenangan, 3 kali imbang, dan 4 kekalahan termasuk selama berujicoba dengan tiga klub Serie A AS Roma, Lazio, dan Cagliari.

0000178073

Menimbang peluang yang dimiliki Indonesia pada gelaran Asian Games 2014 jika melihat calon lawan di Grup E, hanya Thailand yang paling berpeluang merepotkan Indonesia. Timor Leste adalah debutan. Sedangkan Maladewa baru muncul dalam 3 penyelenggaraan terakhir Asian Games yakni pada tahun 2002, 2006 dan 2010. Dari 3 kali keikutsertaan Maladewa hanya menghasilkan poin 2 pada Asian Games 2010 dengan menahan imbang Pakistan dan Thailand. Dua turnamen sebelumnya, dilalui Maladewa dengan menjadi lumbung gol. Namun Indonesia mesti waspada karena Maladewa semakin naik grafik performanya. Meski hanya debutan, Timor Leste kerap bertemu Indonesia baik dilevel senior atau junior. Selama dua kali pertemuan tahun lalu, Timor Leste mampu menahan imbang Indonesia.

Aji Santoso adalah seorang pelatih yang tidak asing lagi dengan timnas level usia. Pada tahun 2012-2013, pelatih yang semasa aktif menjadi pemain beroperasi sebagai bek sayap ini pernah juga menangani timnas U-23. Memang sejauh ini belum ada prestasi yang dihasilkan, tetapi pria kelahiran Malang ini tetap dipercaya oleh PSSI untuk membesut timnas. Dari 10 kali ujicoba timnas kelihatan belum terlalu berkembang. Apalagi dalam tiga ujicoba terakhir di Italia, Indonesia kerepotan. Baik secara strategi maupun taktik ketika itu belum merefleksikan adanya harapan. Aji Santoso adalah kader muda dalam jabatan pelatih. Sejak tahun 2011 ia bolak balik menangani timnas. Hanya memang sejauh ini belum menggembirakan untuk Aji Santoso. Asian Games bisa ia jadikan sebagai monumen kerja kerasnya ditimnas asalkan ia mampu menggerakkan anak – anak muda ini untuk meraih yang terbaik.

Telah lama sekali sejak Indonesia berprestasi di Asian Games. Mengawali kiprah pada tahun 1954, Indonesia lolos dari babak grup setelah mengalahkan Jepang dan India. Namun menyerah dibabak semifinal ketika dikalahkan Cina dengan skor 4-2. Dalam tulisan “Cerita Sepakbola Indonesia di Ajang Asian Games” tulisan Aqwam F Hanifan inilah momen dimana Indonesia mendapatkan gelar “Macan Asia”. Indonesia hanya menempati peringkat empat setelah pada pertandingan perebutan medali perunggu dikalahkan Burma.

Empat tahun kemudian, pada Asian Games 1958 Jepang. Timnas Indonesia berhasil lolos ke babak perempatfinal setelah menundukkan Burma dan India. Babak perempatfinal, Indonesia masih melenggang dengan mengalahkan Filipina. Hanya saja, Cina kembali menjadi batu sandungan Indonesia dibabak semifinal. Prestasi Indonesia membaik di Tokyo setelah berhasil menyabet medali perunggu lewat 4 gol ke gawang India.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Butuh 28 tahun untuk Indonesia kembali bisa meraih prestasi. Setelah beberapa kali absen di ajang Asian Games, pada tahun 1986 dimotori Adolof Kabo, Yonas Sawor dan Ricky Yakobi. Indonesia meraih hasil imbang melawan qatar, menang atas Malaysia dan kalah dari Arab Saudi difase grup. Maju ke perempafinal sebagai runner up, Indonesia bertemu dengan Uni Emirat Arab. Hasil imbang 2-2 diwaktu normal disimpulkan Indonesia menjadi kemenangan pada babak adu penalti. Sayang 2 hari kemudian Indonesia harus kalah 0-4 dari tuan rumah Korea Selatan. Bahkan pada perebutan medali perunggu Indonesia kembali kalah kali ini oleh Kuwait.

Setelah kembali absen sekian lama, Indonesia kembali tampil di Asian Games 2006 yang diselenggarakan di Qatar. Namun Indonesia tidak melangkah jauh. Terhenti dibabak grup, setelah kalah oleh Suriah, Iraq hanya mampu meraih hasil imbang atas Singapura.

Asian Games Cina pada tahun 2010, Indonesia kembali absen. Pada tulisan Aqwam H Hanifan, ia mempertanyakan keikutsertaan Indonesia di Asian Games yang kerap absen dan seperti hanya menghindari sanksi AFC. Keseriusan PSSI memang dipertanyakan karena tidak ada kontinuitas dari kompetisi ini dengan seringnya Indonesia melewatkan kesempatan berlaga. Padahal Asian Games adalah ajang yang perlu dimanfaatkan sebagai pendadaran anak – anak muda yang dikompetisi dalam negeri pun seringkali tak diberi kesempatan tampil. Apakah PSSI saat ini hanya ber-euforia timnas U-19?. Karena timnas U-21 untuk kualifikasi Olimpiade pun dibentuk secara mendadak dan tidak direncanakan sejak jauh hari.

Walau begitu, sebagai pendukung, saya akan tetap menonton. Tapi biasanya kesan pertama yang akan menentukan segalanya. Semoga Aji Santoso bisa.